Harem,
siapa yang tak kenal dengan genre yang satu ini. Bagi kalian yang suka menonton
anime atau membaca manga pasti sudah familiar. (ハーレムもの, hāremumono) atau harem adalah
sebuah genre biasanya melibatkan 1 karakter lelaki dengan banyak karakter
wanita (biasanya karena tertarik terhadap sang lelaki atau ada alasan lain)
sebutan untuk sebaliknya adalah Reverse Harem atau 1 karakter wanita dengan
banyak laki-laki.
Harem dan Reverse Harem sangat digemari di
kalangan para otaku, sebab siapa yang tak suka dikelilingin oleh beberapa
wanita dan sebaliknya. Oleh karena itu, banyak artis manga ataupun penulis
membuat karya yang berisikan konten harem.
Bak menjadi hal umum, kini kita bisa menjumpai
hampir semua studio memproduksi anime bergenre harem. Tapi bukankah jika semua
anime memiliki genre harem maka plot cerita mereka akan sama dan tentu saja akan
membosankan untuk ditonton?
Namun, menurut opini dari Otaku Sauce, ada beberapa poin yang membuat anime harem tidak membosankan dan mendapatkan hati para fan - fannya.
1. Story
Story atau cerita merupakan hal yang menurut
mimin menjadi poin pertama. Story merupakan sesuatu kejadian yang disusun
secara kronologis. Story juga menjadi pembeda antara anime satu dengan yang
lainnya. Ia membuat anime menggunakan genre harem tidak hanya menjual harem
saja, namun ada cerita yang menarik didalamnya. Kita ambil contoh antara Go
Toubun no Hanayome dan Ore Wo Sukinanowa Omae Dake Kayo anime yang
sama – sama mengandung genre harem.
Go Toubun no Hanayome menceritakan tentang Uesugi Futaro yang menjadi
guru les untuk kembar lima demi membayar hutang ayahnya. Sedangkan Ore Wo
Sukinonawa Omae Dake (Oresuki) menceritkan Kisaragi Asumuya isaragi
Amatsuyu diundang sendiri oleh kakak kelas yang cantik, Cosmos dan teman masa
kecilnya, Himawari. Berharap mendapat pengakuan cinta, ia dengan riang pergi
bertemu keduanya secara bergantian. Tapi Cosmos dan Himawari ternyata
mengungkapkan kepada Amatsuyu bahwa mereka menyukai sahabat karibnya. Amatsuyu
bertarung dalam kesepian, tapi ada seorang gadis lainnya yang memperhatikannya.
Gadis itu seorang gadis muram dengan kacamata dan berambut kepang (source: jurnalotaku.com).
Dari 2 anime diatas kita bisa melihat perbedaan ceritanya, diamana guru les yang mengajar kembar lima, dan laki-laki yang mengira ia popular.
2. Romance
Genre ini mungkin menurut mimin tak bisa
dipisahkan dalam anime harem. Apa artinya jika karakter utama dikelilingi
banyak wanita namun tidak ada iteraksi didalamnya. Biasanya untuk membuat
interaksi tersebut bumbu romance paling sering digunakan. Bak bagaikan sepaket, genre romance merupakan hal terpetning yang membantu suksesnya sebuah anime dengan
genre Harem ini.
Itu dibuktikan dengan anime musim panas 2020,
manga adaptasi karangan Miyajima Reji yang diadaptasi menjadi anime Kanojo
Okarsimashu (Kanokari) sukses dalam penayangannya. Menceritakan Kazuya
Kinoshita yang baru putus dengan pacarnya mencari pelampiasaan dengan cara
berkencan dengan pacar sewaan.
Menurut Myanimelist, genre anime tersebut
adalah, Comedy, Romance, School, Shounen tidak ada Haremnya. Tapi bila kita
melihat definisi dari Harem itu sendiri, maka Kanokari menggunakan genre Harem.
Itu bisa terlihat ketika Ruka, diperkenalkan di
episode 7 dan Shumi yang diceritakan dimanganya memiliki rasa dengan Kazuya.
Jadi apa yang membuat para gadis – gadis itu berada di dekat Kazuya? Tentu saja
cinta, Kazuya yang menyadari bahwa ia mencitai pacar sewaannya Mizuru,
sedangkan Mizuru yang masih belum sadar tentang perasaanya tersebut. Ruka yang
menemukan seseoarang yang bisa membuat detak jatungnya menyentuh angka 90Bpm
adalah Kazuya sendiri. Sedangkan Shumi merasa senang berada di dekat Kazuya
karena ia dibantu olehnya untuk menghilangkan sikap nervousnya ketika berbicara
dengan lawan jenis.
3. Karakter
Apa arti sebuah cerita yang menarik, jika tidak ada karakter yang memainkan peran tersebut. Poin nomor 3 adalah karakter, walaupun ini merupakan poin penting baik dalam anime, maupun manga. Tapi kita tak bisa melepaskan karakter dalam anime yang bergenre Harem. Para creator berusaha keras untuk membuat karakter menarik agar jalan cerita tidak membosankan.
Seperti
membuat desain karakter yang lucu, imut, dewasa dan masih banyak lagi. Biasanya
mereka akan menceritakan side story dari karakter tertentu. Seperti manga Kanokari yang menceritkan side story dari Mizuru bahwa ia merupakan anak yatim
piatu. Juga desain karakter dari mizuru dibuat secantik mungkin dan nampak
dewasa.
4. Waifuable
Yang terakhir adalah waifuable, atau bisa
menjadi waifu. Adalah dimana ketika fans sudah terikat atau menyukai salah satu
karakter dalam anime tersebut. Bisanya akan terjadi perdebatan di antara fans, siapa karakter
yang cocok untuik bersama Main Character atau disebut waifu wars. Contohnya terjadi di
anime Winter 2014 yaitu Nisekoi, terjadi war antara Citoge dan Onedera, dimana perang opini terjadi, merebutkan siapa posisi yang pantas berasama Raku.
Hal seperti ini sudah sering terjadi dalam
anime bergenre harem dan romance, sebab tujuan sang MC adalah untuk bersanding
dengan heroine dan memilih salah satu dari mereka. Namun, lain cerita dengan yang satu ini sang penulis memutuskan ending untuk menikahi semua heroinenya, yaitu terjadi di
High School DXD.
Empat point tersebut menurut mimin merupakan
hal yang krusial yang harus ada di anime ber-genre Harem, walaupun memiliki
plot yang kodian, menjadi tanggung jawab besar bagi creator bila ingin membuat
anime bergenre harem dapat diterima di sisi fans. Tak jarang beberapa anime
bergenre harem yang tidak laku, atau tak memiliki hati fans.
Komentar
Posting Komentar