10 Tanda Bahwa Kamu Bukan Otaku Lagi

Anak Indonesia 90an pasti tak asing lagi dengan anime. Kita sedari kecil sudah mendapatkan akses menonton animasi – animasi asal Jepang yang menemani libur akhir pekan. Dimulai dari jam 5 pagi hingga 12 siang kita sudah disuguhkan anime, mulai dari Dr. Slump, Dragon Ball, Naruto, Kamen Raider dan masih banyak lagi. Seiring perkembangan jaman dunia per-animean di Indonesia mulai menghilang akibat stasiun tv yang bisa menayangkan anime sudah tidak lagi menyangkannya. Alhasil bibit – bibit otaku kita mulai menghilang, namun beberapa dari mereka masih bertahan hingga sekarang dan menjadi Otaku bahkan lebih hardcore.

Untuk mereka yang memiliki passion dalam dunia per-otakuan mungkin tidak akan masalah dan menjadikan itu bagian dari lifestyle mereka, namun bagi sebagain orang menjadi seorang otaku adalah hal yang menjenuhkan. Entah itu karena, serial anime yang tayang tidak mendapatkan interest yang baik, genre yang monoton atau karena dorongan, tidak mempunyai cukup waktu untuk mengikuti serial yang sedang tayang, terlebih image otaku masih kurang diterima di Indonesia.

Menurut seorang pengguna twitter asal negeri sakura @mitragyna memberikan 10 daftar tanda kalau kamu mulai meningglakan otaku atau bukan otaku lagi.

Level 1: Kamu berheti datang ke acara berbau jejepangan atau otaku
Level 2: Kamu memulai membungkus game-gamemu
Level 3: Kamu mulai merapikan light novelmu
Level 4: Kamu mulai merapikan mangamu
Level 5: Kamu berhenti mengiku seri anime terbaru
Level 6: Kamu berhenti menonton anime yang sedang kamu ikuti serinya
Level 7: Kamu mulai berhenti mengikuti acara musiman/mecari game
Level 8: Kamu berhenti mengikut berita seputar anime atau otaku melalui sosial mediamu
Level 9: Kapanpun kamu berbicara tentang hal yang berbau otaku, kamu menggunakan refresi lamamu
Level 10: Kamu sudah bukan seorang Otaku lagi

Berdasarkan level berapa kamu sekarang, itu bisa dipengaruhi dimana kamu menetap. Misalnya untuk orang yang tinggal di Jepang terutama Tokyo, acara – acara berbau anime selalu di adakan. Sebagian dari mereka beralasan keluar dari rumah dan sering kali bisa menjadi tamasya kecil-kecil, berbelanja seharian atau pergi makan siang bersama teman-teman (kamu terkadang bisa menemui kolaborasi anime dengan sebuah restoran di Jepang). Demikian juga, jika kamu tinggal dijepang maka toko buku akan selalu dipenuhi dengan light novel disetiap sudut toko, tentu saja memudahkan para otaku untuk mendapatkan asupan light novel dengan mudah, berbeda halnya dengan negara diluar jepang, light novel terjemahan membutuhkan waktu lama untuk di publis di negara tersebut, mulai lamanya pengiriman materi dari Jepang sendiri, atuapun waktu penernejemahannya.

Namun, memang benar bahwa bagi mereka yang menemukan minat pada anime dan media berbaru otaku menghilang, atau setidaknya berkurang, perubahan sering kali terjadi dalam beberapa langkah. Tentu saja, minat tersebut mungkin saja bisa dihidupkan kembali dengan judul baru yang unik atau cukup dipoles untuk mengingatkan para otaku yang sudah lama tidak lagi tertarik pada hobi tersebut.


sumber: soranews24

Komentar